EVALUASI PEMBELAJARAN DENGAN KARTU EKSDOMIN

Ibu Profesional

 Awal mula saya mendengar ada kata ibu profesional... Seolah-olah ada sesuatu yang kurang biasa. Secara dalam benak saya saat itu kata profesional itu kerap melekat pada suatu profesi tertentu, misal dokter profesional, guru profesional, peneliti profesional, sopir profesional dan sebagainya. Sedangkan jika dilekatkan pada kata ibu, jadilah ibu profesional, koq aneh yah, bukankan ibu itu bukan suatu profesi? Dalam arti profesi itu piluhan, sedangkan ibu, bukannya kodrat seorang anak perempuan manusia?

Alhamdulillah sudah memasuki pekan kedua di kelas matrikulasi iip, institut ibu Profesional. Saya jadi tersadar, ternyata menjadi seorang ibu itu adalah piluhan, apakah kita akan menjadi seorang ibu dalam arti kita paham betul gak dan kewajiban sebagai seorang ibu, atau hanya menjalani peranan kodrat sebagai seorang wanita.

Sebagai seorang ibu yang profesional pastinya akan ada indikator seorang ibu dikatakan sebagai ibu yang profesional
 Nah di pekan kedua ini, saya mendapatkan tugas untuk menentukan kira-kira indikator apa saja yang bisa saya buat , agar saya bisa menjadi seorang ibu yang profesional. Dalam mengerjakan tugas ini, saya melibatkan keluarga saya yaitu pasangan dan buah hati saya. Karena akan lebih mudah mendeteksi di titik mana ada sesuatu yang harus diperbaiki.

Saya mulai dari peran saya sebagai seorang istri, saya mulai mewawancarai suami saya, sebagai suami, dia menginginkan saya seperti apa agar bisa dikatakan sebagai seorang ibu yang profesional dalam peranannya sebagai istri. Saat saya mengungkapkan bahwa seorang ibu yang profesional itu harus begini dan begitu secara teori nya. Menurut dia, indikator tersebut terlalu tinggi, baginya. Sangat cukup jika saya bisa menjalani peran saya sebagai seorang istri yang dapat Melayani suaminya, memprioritaskan anak-anak sehingga anak-anak tidak terlantar. Menimba ilmu dan terus mempraktekkan nya, jadi tidak hanya semangat mencari ilmu saja tapi praktek nya nol. Jadi mungkin list yang bisa saya buat adalah
- bangun lebih awal sebelum terbit fajar
- membaca buku parenting / buku lainnya yang menambah wawasan minimal 1 buku setiap 2 bulan
-perawatan diri minimal 1 bulan sekali

Sebagai seorang ibu bagi 3 anak saya, saya coba tanyakan kepada mereka. Mereka akan senang dan bahagia kalo ibu seperti apa. Anak saya menjawab, ummi yang kayak sekarang katanya. Hiks hiks jadi inget dari anak pertama usia 0 bulan dalam kandungan sampai dia berusia 7 tahun, saya menjadi ibu bekerja di luar rumah, baru saat dia masuk sekolah dasar, kami putuskan, saya bekerja di dalam rumah. Intinya anak-anak membutuhkan kehadiran dan keterlibatan ibu nya. List dibagian ini yang bisa saya tulis adalah
- membacakan mereka buku cerita setiap hari minimal 1 cerita sebelum tidur
- berolahraga bersama anggota keluarga minimal 1 pekan sekali atau saat hari libur
- menyiapkan bekal homemade utk sekolahnya
- komitmen untuk no gadget 18-21
-mencium dahi mereka setiap hendak tidur malam

Sebagai seorang individu, ibu profesional adalah siap menjadi ibu pembelajar. Yang siap belajar kapan pun, dimana pun dan dari  siapapun, termasuk belajar dari anak kecil sekalipun. Intinya siap menerima masukkan, saran dan kritik dari siapapun. Untuk target saya sendiri dalam waktu dektd adalah bisa Istiqomah dengan gerakan 18-21. Dan bagaimanapun seorang ibu sebagia individu pasti juga membutuhkan me time yah. List yang bisa saya buat utk diri saya pribadi adalah
- bersedekah setiap ada kesempatan minimal 1 x dalam sepekan
- membuat kue modifikasi minimal 1 bulan sekali
- target tilawah 1 hari minimal banget 1 lembar



#ibu profesional
#kuliah nmatrikulasi batch #5
#menjadi ibu profesional kebanggaan keluarga
#NHW #2



Comments